Rabu, 12 Juni 2013

LOVING YOU Merit Yuk!


By on 20.14


Nikmati Cinta di Jalur yang Benar

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Cinta tak pernah bosan untuk diobrolkan. Cinta tak pupus oleh waktu, ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Asyik untuk dibahas, tak lelah untuk menuliskannya. Karena cinta memiliki keunikan dan sekaligus “keajaiban”.

Uniknya cinta bisa dilihat dan dirasakan dari berbagai sisi. Paling nggak, cerita tentang cinta yang bahagia sama nikmatnya dengan mendengar kisah duka karena cinta. Selain unik, cinta memang “ajaib”. Bisa mengobati rasa gelisah, mampu melicinkan perasaan, dan juga menumbuhkan kreativitas yang tak pernah ada habisnya.

Nah, bicara tentang cinta, ada satu fenomena yang menarik dan perlu mendapat perhatian dari kita semua. Sepertinya sebagian besar dari kita selalu merasa “gatal” bahwa jika cinta tak diekspresikan dengan aktivitas mencintai, akan berakhir dengan kesengsaraan dan penderitaan. Itu sebabnya, jangan heran jika akhirnya banyak yang kabur memaknai cinta. Banyak yang gelap mata, dan nggak sedikit yang miskin ilmu. Dikiranya mengekspresikan cinta, padahal menggeber nafsu. Cinta sebenarnya tak sama dengan aktivitas mencintai. Tak berbanding lurus pula. Tapi kenapa harus dipaksakan untuk disamakan?

Guys, sejatinya cinta tetap bisa tumbuh dan terpelihara meski tak diekspresikan dengan aktivitas mencintai. Itu sebabnya pula, cinta tetap ada meski tanpa diwujudkan dengan pacaran. Karena cinta memang beda dengan pacaran. Buktinya banyak orang jatuh cinta, dan nggak sedikit yang memendamnya. Mereka cukup merasakan cinta di dalam hatinya. Entah karena tak kuasa mengatakannya kepada orang yang dicintainya, atau memang sengaja ingin memelihara dan merawatnya sampai pada suatu saat di mana kuncup itu menjadi mekar dan berbunga di taman hatinya. Dan.. ia benar-benar siap untuk mengekspresikannya di jalur yang benar.

Dua alasan tadi tak perlu dipertentangkan. Karena yang terpenting adalah bahwa tanpa diekspresikan dalam aktivitas saling mencintai pun cinta tetap akan tumbuh di hati. Kenyataan ini pula yang mengukuhkan bahwa cinta tidak selalu sama dan tak sebangun dengan aktivitas mencintai. Jelas, ini mematahkan mitos selama ini yang meyakini bahwa jika jatuh cinta harus diwujudkan dengan aktivitas mencintai bernama pacaran. Ya, namanya juga mitos, bukan fakta, Bro. Lihat aja, mereka yang masih melajang sampe tua, bukan berarti tak memiliki rasa cinta. Mereka pasti memiliki cinta kok. Cuma karena cinta tak mesti dieskspresikan dengan aktivitas mencintai seperti pacaran atau juga pernikahan, ya tak membuatnya sakit tuh. Cuma mungkin gelisah aja karena nggak bisa berbagi cinta dengan seseorang yang bisa membalas cintanya.

Namun meski demikian, bukan berarti cinta tak boleh diekspresikan sama sekali dalam aktivitas mencintai. Nggak juga. Ini sekadar ngasih gambaran bahwa kita jangan keburu menyimpulkan bahwa pacaran adalah jalan pintas untuk mengekspresikan cinta. Kalo pun harus diekspresikan dengan aktivitas saling mencintai, tentunya hanya wajib di jalan yang benar sesuai syariat. Tul nggak? Yup, hanya melalui ikatan pernikahanlah cinta kita bisa dan halal diekspresikan dengan kekasih kita. Begitu lho.

Sobat muda muslim, buku sederhana ini akan coba mengupas abis soal cinta dan juga aktivitas mencintai. Kami tak akan mengajarkan bagaimana trik berpacaran, karena memang tak pantas dalam pandangan syariat. Sebaliknya, kami ingin berbagi pengalaman, bahwa menikmati cinta itu bisa lebih lezat jika segalanya dilakukan dalam koridor syariat.

Melalui tulisan di buku kecil ini, kami ingin berbagai pengalaman bahwa menikah tanpa melalui aktivitas pacaran terlebih dahulu ternyata mengasyikan dan seru. Ibarat puasa, maka ketika berbuka pasti senang rasanya. Itulah yang setidaknya ingin kami bagikan. Jika dalam aktivitas pacaran segalanya sudah pernah kita cicipi terlebih dahulu kenikmatannya (bahkan ada yang merayakannya dengan seks bebas segala), maka ketika akan masuk ke pintu pernikahan, kita jadi agak-agak bosen dan nggak terlalu seru, apalagi asyik. Ibarat main gim, jika tingkat kerumitan di beberapa level sudah dikuasai, maka jadi nggak ada tantangan lagi. Bandingkan dengan ketika kita pertama kali main gim; wuih campur aduk deh perasaannya; senang, seru, banyak tantangan karena belum apal kejutannya, dan belum ngeh dengan model permainannya. Hmm…itu membuat kita betah untuk menikmatinya kan?

Buku LOVING YOU Merit Yuk! ini bukan tanpa panduan lho. Kamu sebagai pembaca nggak kita biarkan memilih sendiri jalan yang akan ditempuh. Nggak. Kami tetap memberikan jalan yang benar. Untuk mengenal pasangan sampe membuat keputusan untuk menikah kita kemas dalam tulisan yang insya Allah menyegarkan. Kami berusaha untuk tidak menggurui, apalagi menghakimi. Kita ngobrol aja dari hati ke hati.

Kami sarankan agar pembaca mengikuti panduan yang ada. Lebih enaknya, dibaca dari awal. Terus berurutan sampe akhir buku ini. Insya Allah kami telah menyusunnya sedemikian rupa supaya lebih sistematis dan membentuk kerangka berpikir yang utuh.

Oya, perlu kita jelaskan bahwa meski judul buku ini mengesankan seperti menyuruh langsung menikah, padahal di masyarakat umumnya diyakini bahwa pacaran sebagai sarana penjajakan en pengenalan pasangan untuk menuju pernikahan, bukan berarti kita mengabaikan pengenalan calon pasangan lho. Nggak. Justru kita ngasih alternatif ta’aruf dengan calon pasangan kita yang insya Allah terbebas dari kemaksiatan. Kita mengenalkan kembali konsep yang memang sudah sejak lama dilakukan oleh kaum muslimin, yakni konsep khitbah atau meminang (jangan salah baca: meminang ya, bukan menimang! Ehm…)

Semoga saja ini menjadi alternatif pemecahan di tengah derasnya arus pergaulan bebas yang tidak saja kian menyuburkan maksiat, tapi juga membahayakan keberlangsungan hidup umat manusia. Meski disampaikan dengan bahasa bertutur dan ringan, buku ini insya Allah tak akan kehilangan kedalamannya mengupas setiap masalah yang ada dan memberikan jalan keluarnya. Meski boleh dibilang merupakan bacaan ringan, tapi insya Allah tetap berisi pesan berbobot. Kajian ini pun lebih banyak besifat praktis, meski tetap menampilkan kekuatan ideologi yang diusung. Jadi intinya, mari nikmati cinta di jalur yang benar agar bisa selamat dunia-akhirat. Oke?

Sebelum mengakhiri pengantar ini, ijinkan kami menyampaikan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kesempatan dan kenikmatan kepada kami untuk bisa menyelesaikan risalah kecil ini. Alhamdulillah, segala puji hanya milikNya. Tanpa cinta dan karuniaNya, niscaya kami tak mampu berbuat banyak untuk membina diri, apalagi menyampaikan kepada orang lain.

Rasa terima kasih juga kami haturkan kepada orangtua kami yang tak kenal lelah membimbing kami menemukan jalan kebenaran bernama Islam. Nggak lupa, ucapan terima kasih kami haturkan juga kepada istri kami yang senantiasa memberikan dukungan semangat, juga untuk anak-anak kami. Semoga usaha ayahnya ini menjadi bagian dari ibadah buat semuanya. Amin.

Seluruh guru-guru kami, dan teman-teman kami (maaf, tidak bisa kami sebutkan satu per satu) yang telah mengajarkan ilmu di “sekolah kehidupan” selama ini. Terima kasih atas inspirasi dan dukungannya yang tak kenal kata henti. Semoga bisa terus membimbing kami agar tetap berjalan di jalur yang benar dan berjuang bersama untuk membela kebenaran Islam ini.

Kepada semua kru Gema Insani Press (special thanks buat Pak Hakim en Mbak Mimin), kami mengucapkan banyak terima kasih karena udah mau “direpotkan” untuk menerbitkan buku ini sederhana. Semoga apa yang kita upayakan mendapat ridho dari Allah Swt.

Terakhir, inilah persembahan kami untuk pembaca remaja. Pesan kita nih, buat yang masih sekolah, jadikan aja ini sebagai wawasan dan bekal ilmu ya. Suatu saat bisa diamalkan dengan benar dan baik. Nah, buat pembaca remaja yang udah berstatus “mapan”, baik materi dan mentalnya, semoga sharing yang kita tulis ini bisa membantu kamu menemukan jalan untuk menikmati cinta di jalur yang benar. Semoga kita semua menjadi generasi yang muta’abid (ahli ibadah), mufakkir (ahli berpikir), dan mujahid (pejuang) dan menularkannya kepada anak-anak kita kelak. Tetep semangat!

Written by: Ulmyee
Ulmyee, Updated at: 20.14

About Ulmyee

Ulmyee is a 26 year old young guy who is blessed with the art of Blogging,He love to Blog day in and day out,He is a Website Designer and a Certified Graphics Designer.

0 comments:

Posting Komentar

 
http://www.freesearchenginesubmission.infoa voir pour info // aboveHeight){ $('#nav').addClass('fixed-nav').css('top','0').next() .css('padding-top','43px'); } else { $('#nav').removeClass('fixed-nav').next() .css('padding-top','0'); } }); }); //]]>